Bandung, 9 Mei 2025, suasana Ruang Rapat Rapim A Gedung Rektorat Institut Teknologi Bandung (ITB) terasa istimewa. Pukul 09.00 WIB, rombongan dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tiba dengan semangat kolaboratif, membawa misi penting: benchmarking pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH). Kunjungan ini menjadi ajang berbagi pengetahuan strategis dalam pengembangan sistem dokumentasi hukum yang adaptif dan berkelanjutan di era digital.
Dipimpin langsung oleh Kepala Biro Hukum Komdigi, Bapak Radita Ajie, tim yang beranggotakan lima orang tersebut disambut hangat oleh Ketua JDIH ITB sekaligus Kepala Biro Administrasi Umum ITB, Usep Mulyana. Pertemuan berlangsung akrab namun sarat makna, dengan kehadiran jajaran dari Biro Administrasi Umum, Biro Hukum, serta Direktorat Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB.
Dalam sesi knowledge sharing yang menjadi inti kunjungan, tim JDIH ITB memaparkan bagaimana sistem mereka dikembangkan untuk menjawab tantangan-tantangan krusial dalam pengelolaan informasi hukum di lingkungan ITB. Puji Subakti, perwakilan dari JDIH ITB, menjelaskan bahwa keberadaan JDIH ITB bukan hanya sebagai wadah dokumentasi hukum, tetapi juga sebagai bagian dari solusi atas permasalahan tata naskah dinas, pengarsipan, keterbukaan informasi publik (KIP), serta upaya reformasi birokrasi dan pembangunan Zona Integritas.
“Sejak awal, kami sadar bahwa sistem JDIH harus terkoneksi dengan ekosistem kerja yang sudah berjalan. Karena itu, kami mengintegrasikannya dengan platform e-office ITB, dan melibatkan lebih dari 50 unit kerja di lingkungan ITB untuk memastikan keberlanjutan dan kelengkapan data,” jelas Puji.
Keberhasilan ITB dalam membangun dan mengelola JDIH turut ditunjukkan melalui data statistik pengunjung. Sejak diresmikan pada tahun 2022, JDIH ITB telah mencatat lebih dari 300 ribu pengunjung—angka yang menunjukkan tingginya kebutuhan dan minat terhadap informasi hukum yang transparan dan mudah diakses.
Tak hanya berhenti di situ, inovasi menjadi kata kunci pengembangan JDIH ITB. Pada tahun 2024, tim JDIH ITB berhasil memperoleh pendanaan dari kompetisi inovasi yang diadakan internal ITB. Dana tersebut kemudian dimanfaatkan untuk mengimplementasikan teknologi Artificial Intelligence (AI) ke dalam sistem JDIH. Dengan AI, pencarian dokumen hukum menjadi lebih cerdas, cepat, dan presisi, menjadikan JDIH ITB sebagai pionir di antara institusi pendidikan tinggi dalam pemanfaatan teknologi informasi hukum.
Kegiatan benchmarking ini tidak hanya menjadi ajang tukar pengalaman, tetapi juga membuka peluang kerja sama yang lebih erat antara Kementerian Komdigi dan ITB dalam membangun sistem JDIH yang lebih modern dan inklusif. Seiring meningkatnya tuntutan transparansi dan akuntabilitas publik, penguatan JDIH menjadi agenda strategis yang tak bisa ditunda.
Seusai pertemuan, Bapak Radita Ajie menyampaikan apresiasinya terhadap ITB. “Apa yang dilakukan ITB adalah contoh konkret bagaimana teknologi dan komitmen kelembagaan bisa bersatu untuk mendukung keterbukaan informasi hukum. Ini sangat inspiratif,” ujarnya.
Dengan semangat sinergi dan transformasi digital, kunjungan ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan kedua institusi untuk menghadirkan layanan hukum yang semakin transparan, efisien, dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat.