ITB Jadi Tuan Rumah Rakernas PAPTI 2025: Menguatkan Jejaring dan Transformasi Kearsipan Perguruan Tinggi
Bandung, bai.itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) menjadi tuan rumah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Perkumpulan Arsip Perguruan Tinggi Indonesia (PAPTI) Tahun 2025 yang diselenggarakan pada 30 November–1 Desember 2025 di The Luxton Bandung Hotel. Kegiatan ini mengusung fokus evaluasi “Program Kerja Tahun 2025 dan Penyusunan Program Kerja Tahun 2026” dirancang sebagai forum strategis untuk memperkuat pengelolaan kearsipan di lingkungan perguruan tinggi Indonesia.
PAPTI merupakan perkumpulan yang menaungi lembaga atau unit arsip perguruan tinggi di Indonesia. Hingga saat ini terdapat 18 perguruan tinggi negeri dan swasta yang menjadi anggota, di antaranya Universitas Padjadjaran, Universitas Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Diponegoro, Universitas Sumatera Utara, Universitas Hasanuddin, Universitas Terbuka, Politeknik Negeri Malang, Universitas Negeri Medan, Universitas Brawijaya, Universitas Siliwangi, Universitas Jenderal Soedirman, dan Universitas Mulawarman.
Pada pelaksanaan Rakernas 2025 di Bandung, hadir 36 peserta yang mewakili 14 perguruan tinggi anggota PAPTI serta satu instansi pemerintah, yaitu Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Malam Welcoming Dinner: Silaturahmi dan Penguatan Komitmen Kearsipan
Rangkaian kegiatan dibuka dengan Welcoming Dinner pada Minggu, 30 November 2025 di Ruang Riviera, The Luxton Bandung Hotel. Acara diawali dengan ramah tamah dan makan malam, kemudian dilanjutkan sesi sambutan resmi.Sejumlah tokoh menyampaikan sambutan pada malam itu, yaitu:
- Dr. Andryanto Rikrik Kusmara, Wakil Rektor Bidang Komunikasi, Kemitraan, Kealumnian, dan Administrasi ITB;
- Prof. Dr. Nandang Alamsah Deliarnoor, SH., S.A.P., M.Hum., Ketua Umum PAPTI;
- Dr. Andi Kasman, SE., MM, Ketua Umum Asosiasi Arsiparis Indonesia (AAI);
- Dr. Djoko Utomo, MA, Dewan Kehormatan PAPTI.
Dalam sambutannya, Dr. Andryanto Rikrik Kusmara menegaskan bahwa kearsipan merupakan salah satu “urat nadi” transformasi kelembagaan di perguruan tinggi. Ia menyinggung berbagai dinamika yang dihadapi ITB dalam proses transformasi menuju kampus berkelas dunia, mulai dari penataan kembali dokumen perencanaan kampus hingga pemenuhan standar profil digital institusi di mata mitra internasional. Pengelolaan arsip yang tertib dan mudah diakses menjadi prasyarat penting untuk membangun kepercayaan publik dan mitra global terhadap kapasitas perguruan tinggi.
Dr. Andryanto Rikrik Kusmara juga menyampaikan bahwa ITB tengah mengembangkan museum dan pengelolaan memori institusi, termasuk arsip pidato, rekaman sejarah, serta kontribusi tokoh-tokoh yang membesarkan ITB sejak masa awal. Upaya ini menegaskan kembali bahwa arsip bukan hanya urusan administratif, tetapi bagian dari identitas dan sejarah perguruan tinggi.
Selanjutnya, Prof. Dr. Nandang Alamsah Deliarnoor, SH., S.A.P., M.Hum. menyoroti peran strategis PAPTI sebagai wadah kolaborasi arsip perguruan tinggi. Ia menekankan pentingnya keberadaan “university archive” atau lembaga kearsipan perguruan tinggi yang kuat, sejalan dengan amanat peraturan perundang-undangan di bidang kearsipan. Rakernas, menurutnya, bukan sekadar agenda rutin tahunan, tetapi momentum untuk mengevaluasi capaian program, memformulasikan rencana strategis, dan menyatukan visi seluruh anggota dalam memajukan kearsipan perguruan tinggi.
Ketua Umum AAI, Dr. Andi Kasman, SE., MM, dalam sambutannya mendorong penguatan kerja sama antara AAI dan PAPTI, khususnya dalam pengembangan sertifikasi kompetensi arsiparis dan akreditasi lembaga kearsipan perguruan tinggi. Kolaborasi ini diharapkan dapat membantu perguruan tinggi memenuhi kewajiban pengelolaan arsip sekaligus meningkatkan kualitas layanan publik berbasis kearsipan digital.
Tokoh kearsipan nasional sekaligus Dewan Kehormatan PAPTI Dr. Djoko Utomo, MA, mengapresiasi inisiatif PAPTI dan ITB dalam menguatkan kelembagaan kearsipan serta mendorong kolaborasi antar perguruan tinggi, seraya mengingatkan pentingnya komitmen pimpinan dalam memberi ruang, dukungan, dan perhatian pada pengelolaan arsip yang profesional. Momen tersebut menjadi semakin menyentuh ketika beliau menyampaikan rasa haru karena pimpinan ITB berkenan mengikuti sambutannya hingga akhir, sesuatu yang menurutnya jarang terjadi dalam berbagai forum dan jarang menemui pejabat yang memberi perhatian penuh pada isu kearsipan . Ia menutup dengan doa agar para pimpinan dan pengelola arsip di perguruan tinggi senantiasa diberi kekuatan dan kerendahan hati dalam mengemban amanah.
Kunjungan Edukatif ke Observatorium Bosscha
Pada Senin pagi, 1 Desember 2025 , peserta Rakernas mengikuti kunjungan ke Observatorium Bosscha di Lembang. Observatorium bersejarah ini menjadi salah satu situs penting bagi perkembangan astronomi di Indonesia dan menyimpan beragam arsip ilmiah sejak masa kolonial, termasuk rekaman pengamatan bintang dalam media kaca yang unik.
Peserta PAPTI mendapat tur khusus yang dipandu oleh Ibu Yatni, astronom Observatorium Bosscha. Rombongan diajak melihat Radio VGOS (Very Long Baseline Interferometry Global Observing System) sebagai salah satu instrumen terbaru Bosscha, mengunjungi perpustakaan yang menyimpan buku dan arsip astronomi karya para astronom Belanda, berkeliling ke gedung teleskop utama dengan simulasi pengamatan bintang, serta memasuki ruang arsip rekam teleskop dan ruang museum sejarah Observatorium Bosscha.
Kunjungan ini tidak hanya bersifat rekreatif, tetapi juga pembelajaran langsung mengenai pelestarian arsip ilmiah. Peserta dapat melihat bagaimana arsip astronomi dikelola, dilestarikan, dan dimaknai sebagai bagian dari warisan sains yang berharga bagi bangsa.
Sidang Rakernas: Evaluasi, Program Kerja, dan Penguatan Publikasi
Usai kunjungan ke Bosscha, kegiatan dilanjutkan dengan sidang inti Rakernas yang berlangsung di Ruang Riviera, The Luxton Bandung Hotel, mulai pukul 13.00 hingga 18.00 WIB. Rangkaian acara diawali dengan pembukaan oleh MC, menyanyikan Indonesia Raya dan Mars PAPTI, serta pembacaan doa.Usep Mulyana, S.Sos., MAP., Kepala Biro Administrasi Umum ITB, dalam sambutannya menekankan bahwa Rakernas PAPTI bukan sekadar rapat formal, melainkan ruang bersama untuk berbagi praktik baik, memperkuat jejaring, dan menyusun langkah kolaboratif agar kantor arsip di seluruh perguruan tinggi dapat maju bersama. Ia berharap diskusi yang berlangsung mampu melahirkan gagasan segar dan implementatif bagi peningkatan tata kelola perguruan tinggi.
Rakernas kemudian resmi dibuka oleh Prof. Nandang Alamsah Deliarnoor sebagai Ketua Umum PAPTI. Agenda Rakernas 2025 meliputi antara lain:
- Laporan Kegiatan PAPTI Tahun 2024 oleh Ketua Umum, Ketua 1, Ketua 2, dan Sekretaris Jenderal;
- Diskusi usulan perubahan AD/ART PAPTI untuk menyesuaikan dinamika organisasi dan kebutuhan anggota;
- Pembahasan publikasi kearsipan melalui Jurnal Arsip Indonesia (JAI) sebagai media pengembangan ilmu kearsipan di perguruan tinggi;
- Penyusunan program kerja kepengurusan wilayah PAPTI, termasuk penguatan peran anggota perorangan;
- Penetapan program kerja PAPTI Tahun 2026;
- Penyampaian rekomendasi hasil Rakernas sebelum penutupan.
Melalui forum ini, peserta tidak hanya mengevaluasi capaian program 2024–2025, tetapi juga merumuskan langkah konkret untuk penguatan kelembagaan arsip perguruan tinggi, termasuk dorongan terhadap digitalisasi arsip, peningkatan kompetensi sumber daya manusia, penguatan jurnal ilmiah di bidang kearsipan, serta rencana implementasi sertifikasi dan akreditasi lembaga kearsipan perguruan tinggi.
Meneguhkan Peran Arsip Perguruan Tinggi di Era Digital
Penyelenggaraan Rakernas PAPTI 2025 di ITB menegaskan bahwa arsip perguruan tinggi memiliki posisi strategis dalam mendukung tata kelola institusi yang transparan, akuntabel, dan berorientasi pada masa depan. Di era digital, arsip tidak hanya disimpan, tetapi juga harus dijaga keotentikannya, diakses secara aman, serta dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan, akreditasi, dan pengembangan ilmu pengetahuan.Sebagai tuan rumah, ITB tidak hanya menyediakan fasilitas dan layanan bagi peserta Rakernas, tetapi juga menghadirkan pengalaman menyeluruh melalui kombinasi forum kerja, silaturahmi, dan kunjungan edukatif. Ke depan, hasil Rakernas diharapkan menjadi pijakan bagi PAPTI dan para anggotanya untuk memperkuat ekosistem kearsipan perguruan tinggi di Indonesia, sehingga arsip benar-benar berfungsi sebagai memori kolektif, sumber pengetahuan, dan fondasi peradaban akademik bangsa.