ITB Gelar Presentasi Kemajuan Pembangunan Zona Integritas yang dilakukan oleh Fakultas dan Sekolah
Bandung, 6 November 2024 — Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar acara penting berupa presentasi kemajuan pembangunan Zona Integritas (ZI) di berbagai fakultas dan sekolah, sebagai langkah dalam menciptakan lingkungan akademik yang bersih, transparan, dan akuntabel. Bertempat di Ruang Rapim A, Gedung Rektorat ITB, acara ini dihadiri oleh Ketua Reformasi Birokrasi, Para Ketua Tim ZI WBK, Perwakilan dari setiap fakultas dan sekolah serta perwakilan tim penilai ZI WBK ITB.
Pembukaan acara dilakukan oleh Pak Usep Mulyana, Kepala Biro Administrasi Umum dan Informasi yang mewakili Sekretaris Institut ITB. Dalam sambutannya, Pak Usep menjelaskan bahwa pembangunan ZI merupakan bagian dari kontrak kerja rektor yang masuk dalam IKU (Indikator Kinerja Utama) ITB, tepatnya IKU 4.3, sehingga pelaksanaannya menjadi prioritas bagi ITB. Saat ini, dana operasional untuk kegiatan ZI masih didukung melalui anggaran yang diajukan oleh Sekretaris Institut (SI) kepada Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan (WRURK). Selain itu, Sekretaris Institut juga mengusulkan kepada rektor untuk memberikan insentif kepada fakultas atau sekolah yang berhasil memenuhi penilaian dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).
Komitmen Membangun Zona Integritas
Pak Tengku, Ketua Tim Reformasi Birokrasi ITB, menekankan bahwa pembangunan ZI merupakan bagian tak terpisahkan dari reformasi birokrasi di ITB. Penilaian ZI di setiap fakultas dan sekolah akan menjadi indikator capaian ZI ITB secara keseluruhan. Namun, ia mengakui masih ada perbedaan persepsi di antara fakultas dan sekolah terkait pengisian Lembar Kerja Evaluasi (LKE) ZI yang menjadi instrumen kementerian dalam menilai kinerja unit-unit di ITB. Menurutnya, diperlukan penyamaan persepsi dan pemahaman yang lebih baik agar penerapan ZI di semua fakultas dan sekolah bisa berjalan optimal sesuai dengan standar kementerian.
Tantangan dan Upaya Fakultas dalam Penerapan Zona Integritas
Pak Burhan, Ketua Tim Pembangunan Zona Integritas di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI), memaparkan bahwa STEI telah meraih penghargaan dari Dikti meskipun belum memenuhi penilaian Kemenpan RB. Ia menjelaskan tantangan dalam menjaga konsistensi implementasi ZI, terutama dalam dokumentasi kegiatan. STEI juga meluncurkan beberapa inisiatif, termasuk menetapkan agen perubahan, sosialisasi nilai-nilai ZI dalam berbagai kegiatan, serta fasilitas pelaporan gratifikasi. Di fakultas dan sekolah lain, berbagai kemajuan dan tantangan juga dihadapi. Beberapa fakultas telah melakukan pembaruan dalam pelayanan online dan memperbaiki SOP (Standar Operasional Prosedur) sesuai kebutuhan. Pelatihan layanan prima bagi staf juga menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada stakeholder.
Namun, masih ada kendala di beberapa fakultas, seperti perbedaan persepsi mengenai gratifikasi dan kendala dalam sosialisasi ZI kepada dosen serta tenaga kependidikan. Beberapa fakultas juga menyampaikan perlunya peningkatan dalam dokumentasi serta kesulitan dalam memenuhi data dukung yang diperlukan oleh LKE. Untuk itu, beberapa fakultas berencana melibatkan lebih banyak agen perubahan dan memperkuat pemahaman mengenai korupsi serta transparansi dalam pelayanan.
Di Sekolah Farmasi, misalnya, sosialisasi nilai-nilai ZI telah dilakukan melalui workshop dan pemasangan banner-banner di lingkungan kampus. Laman web juga telah ditambahkan dengan menu khusus untuk Zona Integritas, lengkap dengan fasilitas whistleblowing yang memudahkan pelaporan tindakan yang tidak sesuai dengan nilai integritas. Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) juga telah memasang banner-banner sosialisasi ZI di berbagai kampus ITB dan menjalankan mediasi internal untuk menyelesaikan masalah etika yang terjadi di lingkungan mereka.
Evaluasi dari Tim Penilai dan Rekomendasi untuk Peningkatan
Dalam sesi evaluasi, tim penilai menekankan pentingnya pembangunan ZI di ITB sebagai bagian dari kontrak kerja rektor dengan kementerian. Pak Nana, salah satu anggota tim penilai, menjelaskan bahwa penerapan ZI pada tingkat fakultas dan sekolah dianggap lebih efektif karena lingkupnya yang lebih kecil, sehingga lebih mudah untuk dikontrol dan dievaluasi. Ia juga menekankan bahwa penilaian ZI berbasis pada bukti dukung (evidence-based), sehingga setiap fakultas dan sekolah diharapkan dapat memenuhi tuntutan LKE dengan bukti yang relevan dan terdokumentasi. Pak Puji dari tim penilai menyarankan agar ITB mengadakan pertemuan atau pelatihan khusus dengan tiap area ZI untuk menyamakan persepsi mengenai indikator-indikator yang ada di LKE. Hal ini diharapkan dapat membantu setiap fakultas dan sekolah dalam memahami indikator penilaian dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembangunan ZI.
Harapan untuk Sinergi dalam Mewujudkan Tata Kelola yang Bersih
Melalui acara ini, ITB berharap setiap fakultas dan sekolah semakin berkomitmen dalam menjalankan program Zona Integritas. Tantangan yang dihadapi menunjukkan pentingnya kolaborasi antara fakultas/sekolah dan ITB pusat. Tim adhoc diusulkan untuk mengidentifikasi dan menganalisis data dukung yang diperlukan untuk memenuhi LKE. Dengan adanya panduan yang seragam, diharapkan pembangunan ZI dapat berjalan lebih efektif dan efisien di semua unit.
Acara ini diakhiri dengan harapan bahwa ITB dapat terus melanjutkan komitmennya dalam mencapai tata kelola yang bersih dan akuntabel, sebagai bagian dari upaya menciptakan Zona Integritas di lingkungan pendidikan tinggi.
Komitmen Membangun Zona Integritas
Pak Tengku, Ketua Tim Reformasi Birokrasi ITB, menekankan bahwa pembangunan ZI merupakan bagian tak terpisahkan dari reformasi birokrasi di ITB. Penilaian ZI di setiap fakultas dan sekolah akan menjadi indikator capaian ZI ITB secara keseluruhan. Namun, ia mengakui masih ada perbedaan persepsi di antara fakultas dan sekolah terkait pengisian Lembar Kerja Evaluasi (LKE) ZI yang menjadi instrumen kementerian dalam menilai kinerja unit-unit di ITB. Menurutnya, diperlukan penyamaan persepsi dan pemahaman yang lebih baik agar penerapan ZI di semua fakultas dan sekolah bisa berjalan optimal sesuai dengan standar kementerian.
Tantangan dan Upaya Fakultas dalam Penerapan Zona Integritas
Pak Burhan, Ketua Tim Pembangunan Zona Integritas di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI), memaparkan bahwa STEI telah meraih penghargaan dari Dikti meskipun belum memenuhi penilaian Kemenpan RB. Ia menjelaskan tantangan dalam menjaga konsistensi implementasi ZI, terutama dalam dokumentasi kegiatan. STEI juga meluncurkan beberapa inisiatif, termasuk menetapkan agen perubahan, sosialisasi nilai-nilai ZI dalam berbagai kegiatan, serta fasilitas pelaporan gratifikasi. Di fakultas dan sekolah lain, berbagai kemajuan dan tantangan juga dihadapi. Beberapa fakultas telah melakukan pembaruan dalam pelayanan online dan memperbaiki SOP (Standar Operasional Prosedur) sesuai kebutuhan. Pelatihan layanan prima bagi staf juga menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada stakeholder.
Namun, masih ada kendala di beberapa fakultas, seperti perbedaan persepsi mengenai gratifikasi dan kendala dalam sosialisasi ZI kepada dosen serta tenaga kependidikan. Beberapa fakultas juga menyampaikan perlunya peningkatan dalam dokumentasi serta kesulitan dalam memenuhi data dukung yang diperlukan oleh LKE. Untuk itu, beberapa fakultas berencana melibatkan lebih banyak agen perubahan dan memperkuat pemahaman mengenai korupsi serta transparansi dalam pelayanan.
Di Sekolah Farmasi, misalnya, sosialisasi nilai-nilai ZI telah dilakukan melalui workshop dan pemasangan banner-banner di lingkungan kampus. Laman web juga telah ditambahkan dengan menu khusus untuk Zona Integritas, lengkap dengan fasilitas whistleblowing yang memudahkan pelaporan tindakan yang tidak sesuai dengan nilai integritas. Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) juga telah memasang banner-banner sosialisasi ZI di berbagai kampus ITB dan menjalankan mediasi internal untuk menyelesaikan masalah etika yang terjadi di lingkungan mereka.
Evaluasi dari Tim Penilai dan Rekomendasi untuk Peningkatan
Dalam sesi evaluasi, tim penilai menekankan pentingnya pembangunan ZI di ITB sebagai bagian dari kontrak kerja rektor dengan kementerian. Pak Nana, salah satu anggota tim penilai, menjelaskan bahwa penerapan ZI pada tingkat fakultas dan sekolah dianggap lebih efektif karena lingkupnya yang lebih kecil, sehingga lebih mudah untuk dikontrol dan dievaluasi. Ia juga menekankan bahwa penilaian ZI berbasis pada bukti dukung (evidence-based), sehingga setiap fakultas dan sekolah diharapkan dapat memenuhi tuntutan LKE dengan bukti yang relevan dan terdokumentasi. Pak Puji dari tim penilai menyarankan agar ITB mengadakan pertemuan atau pelatihan khusus dengan tiap area ZI untuk menyamakan persepsi mengenai indikator-indikator yang ada di LKE. Hal ini diharapkan dapat membantu setiap fakultas dan sekolah dalam memahami indikator penilaian dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembangunan ZI.
Harapan untuk Sinergi dalam Mewujudkan Tata Kelola yang Bersih
Melalui acara ini, ITB berharap setiap fakultas dan sekolah semakin berkomitmen dalam menjalankan program Zona Integritas. Tantangan yang dihadapi menunjukkan pentingnya kolaborasi antara fakultas/sekolah dan ITB pusat. Tim adhoc diusulkan untuk mengidentifikasi dan menganalisis data dukung yang diperlukan untuk memenuhi LKE. Dengan adanya panduan yang seragam, diharapkan pembangunan ZI dapat berjalan lebih efektif dan efisien di semua unit.
Acara ini diakhiri dengan harapan bahwa ITB dapat terus melanjutkan komitmennya dalam mencapai tata kelola yang bersih dan akuntabel, sebagai bagian dari upaya menciptakan Zona Integritas di lingkungan pendidikan tinggi.